Tuesday 18 June 2013

Maaf, tapi saya rindu ketegaran

pict source: scotclimb.org.uk

Saya rindu ketegaran. Ikrar idealisme yang membawa kumpulan asa menjadi satu senyawa. Menjadikannya bumbu loyalitas yang membentuk janji selamat datang. Membuat kami tersipu menerawang esok hari. Semua lebih dari sekedar baik.

Saya rindu ketegaran. Lembaran-lembaran yang rampung dengan penuh ketulusan. Memamerkan semangat akan haus ilmu yang membuat kami kewalahan. Hanya untuk sekedar menjawab tumpukan rasa ingin tahu yang membubung.

Saya rindu ketegaran. Suara ketukan pintu yang mengunjungi rumah kami. Membawa satu dua tawaran tentang eksistensi. Bersama membawa kita melangkah di luar zona hitam merah. Ekspresi. Meyakinkan diri bahwa aktualisasi itu lumrah.

Saya rindu ketegaran. Retorika yang sempat terabaikan seharusnya dapat menjadi jawaban. Setidaknya untuk membentengi kebulatan tekat. Membentuknya menjadi koloni yang tak tergoyahkan. Bukan mengakhirinya dengan drama kekecewaan yang mengharu biru.

Saya rindu ketegaran. Sejarah diri yang bahkan jauh lebih liar dan keras. Beberapa lintas waktu yang begitu membekas bagi para penikmatnya. Bukan dendam akan kolonial, namun balas budi yang tak pernah berujung. Hingga akhirnya kami pantas untuk angkuh.

Untuk kesekian kalinya,

saya rindu ketegaran

No comments:

Post a Comment