Monday 6 August 2012

what the REAL friends are




ArisLucker
Diskusi merupakan pertemuan pertama kita. Di sana ia berperan sebagai pemateri dan aku sebagai moderator. Tak banyak yang kita bicarakan. Hanya sebatas diskusi.
Pertemuan berikutnya di mulai saat kita mulai berada dalam satu staff dan sama-sama belajar memahami apa yang baru kita ketahui, Redpel. Suasana awal di Redpel, kita memiliki kebingungan yang sama. Mungkin itu yang membuat kita saling merasa nyaman satu sama lain. Aku belajar banyak darinya, begitu juga sebaliknya. Walau terkadang ia terlihat timbul tenggelam, namun aku tak selalu merasa ditinggalkan. Kita tetap berjalan bersama menyelesaikan ujian yang rumit ini.
Tapi sayangnya, seiring berjalannya waktu, aku berubah. Lingkungan tempatku berada membuatku semakin mudah tersinggung. Candaan yang sering kali dibawanya mulai membuatku merasa sedikit risih. Susana berubah. Dan hari ini, aku rindu candaan itu lagi. Maafkan aku, kawan.

VaniaP.M
Aku yang membawanya ke dalam lingkaranku bernaung. Aku merasa nyaman bila berada di lingkaran yang sama dengannya. Kita cukup banyak kesamaan, walau banyak juga perbedaan.
Aku cukup merasa bahagia pernah bertemu dengannya. Rasanya wajah lugunya cukup membuatku merasa nyaman berada di dekatnya. Dia teman bicara terbaikku. Tak pernah lelah mendengarkan setiap bait keluhanku. Walau itu benar-benar menyita waktunya.
Semakin berjalannya waktu. Aku mulai merasa melakukan kesalahan yang besar dengannya. Rasanya aku telah salah membawanya ke dalam lingkaranku bernaung. Terkadang aku sering merasa, tempatku terlalu keras untuknya. Ia gadis yang lembut, namun semangat belajarnya yang sangat ingin aku contoh. Maafkan aku kawan, membawamu dalam lingkaranku. Terima kasih juga, telah berperang bersamaku. Di sini.

Nella
Senyumnya yang selalu aku ingat sejak pertama kita bertemu. Tawa renyahnya, sering kali membuatku cemburu. Andai aku punya senyum yang sama seperti dirinya. Hahaha :D
Sejak awal, aku selalu memandangnya sebagai gadis yang tak kenal mengeluh. Selalu bersemangat. Bahkan hampir di setiap hal yang ia lakukan. Dan lagi-lagi itu membuatku cemburu dan kembali berandai-andai.
Sampai hari ini pun aku tetap melihat semangat yang sama. Walau sempat ia tenggelam dalam kebingungannya, ia tetap kembali dengan semangat yang selalu ada pada dirinya. Tetaplah dengan semangatmu kawan. Tularkan padaku.

Gutaf
Sanguin pertama yang pernah aku temui dalam hidupku. Mungkin selama ini aku hanya melihat sanguin-sanguin aneh, kurang menonjol. Ia sanguin yang cerdas, bagiku. Bahkan caranya menyampaikan karakternya pun mampu mempengaruhi orang lain. Termasuk aku. Caranya memperlakukan orang lain, itu yang ingin aku pelajari. Bagaimana ia mampu menempatkan emosinya pada waktu yang tepat.
Mungkin kalau kita tak pernah berperang dalam pertempuran yang sama, aku hanya mengenalnya sebagai seorang sanguin. Sanguin pada umumnya.

Cahyo
Berfikir. Bahkan sampai hari ini pun aku tak juga mampu menggambarkan bagaimana karakternya. Ia tidak diam. Ramai sekali justru. Tapi rasanya itu tak cukup untuk menerawang ke dalam karakternya. Yang hanya aku tau, ia sangat menyukai hal-hal berbau fantasi dan ia sangat menikmatinya. Aku pun juga suka dengan fantasi, walau bukan dengan selera yang sama. Rasanya di dunia ku yang baru ini, ia satu-satu orang yang sangat menyenangkan untuk berdiskusi soal fantasi. Ia mengerti lebih.

Tria
Aku mungin tidak begitu jelas bagaimana pertemuan pertama kami. Mungin saat kami mulai berada di lingkungan yang sama. Kita mulai saling mengerti saat kita berperang dalam pertempuran yang sama. Ia gadis yang kuat dan penuh semangat.
Namun sayangnya pertempuran ini, tidak mampu membuat kesuluruhan kami bertahan. Salah satu harus pergi karana sebuah alasan dan ia pergi. Aku sedih karna sejak kecil, aku selalu benci dengan perpisahan, walau sebenarnya tak benar-benar berpisah. Mungkin aku hanya diam, namun aku rindu semangatmu. Itu ada di dalam hatiku.

Gama
Tawa. Itu yang selalu aku lihat selama ia berada di sekitarku dan kerumunanku. Ya, bisa dibilang ia memang senang membuat suasana menjadi lebih cair dan berwarna. Walau terkadang ia terlihat asik sendiri dengan gurauannya, namun semua tetap merasa nyaman.
Mungkin ia bisa dijadikan alternatif untuk menghindari dari suasana yang menegangkan. Selama ini kita memang lebih sering berada dalam suasana hening dan semua orang memilih untuk berfikir. Namun rasanya, forum ini membutuhkannya di tengah-tengah.

Sani
Periang dan penuh ceria. Karakter yang sekilas terlihat sama seperti Nela. Jujur, aku cukup senang berada disekitarnya, rasanya seperti selalu merasa senang. Mungkin bukan hanya aku yang merasakan hal ini, semua orang juga.
Gaya menulisnya yang terasa seperti bernyawa pun membuatku sedikit cemburu. Ah, lagi-lagi aku berhayal. Aku memang sangat senang menulis, namun rasanya masih selalu ada saja yang kurang. Aku semakin rajin belajar menulis, karnanya. Mungkin karna rasa cemburuku. Yah, setidaknya rasa cemburu ini bisa menjadi semangat bagiku untuk terus belajar. Terima kasih, kawan.
Namun sayangnya, di beberapa kondisi ia terlihat timbul tenggelam. Aku sedih dan benar-benar candu akan dirinya. Entah apa, aku tak pernah menemukan jawaban dari segala sikapnya. Mungkin saja aku yang tak pernah benar-benar mengenalnya. Dan aku menyesal akan hal itu. Kawan, bagaimana jika kita berdialektik bersama kembali seperti dahulu?

Aka
Rasanya seperti mengenal seorang orang peramal. Sepertinya ia seperti tau segalanya, walau sebenarnya tak sepenuhnya mengetahui segalanya.
Humbel. Mungkin itu karakter pertama yang bisa aku tangkap dari peribadinya. Ia cukup mudah bercampur dan membuat suasana sedikit lebih santai. Namun lagi-lagi ia juga timbul tenggelam seperti beberapa yang lainnya. Aku pun tak pernah tau alasan yang pasti. Mungkin ia hanya butuh waktu untuk dirinya.Untuk hanya sekedar berfikir atau yang lain.
Aku yakin, ia pribadi yang cukup bijaksana. Setiap langkah yang ia ambil pun tentu dengan pemikiran yang panjang. Aku pun banyak belajar darinya. Selamat datang kawan :)

Vino
He can easily blending in.
Banyak yang bilang wajahnya lucu, bukan hanya membuat tertawa tapi juga membawa rasa nyaman. Aneh memang, tapi itu faktanya. Rasanya cerita-cerita hidupnya bisa membuat semua orang merasa terhibur. Gaya bicaranya yang sangat terlihat jenaka, membuatku sering menyembunyikan tawa.
Di luar itu, mungkin aku tak benar-benar bisa melihat kedalam karakternya. Mungkin di balik tawanya, ia orang yang cukup bertanggung jawab. Ia mampu bertanggung jawab atas apa yang seharusnya ia kerjakan. Aku harus mencontohnya.

Irfan
Kamus berjalan. Ia seperti tau segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Berlebihan memang, tapi saya selalu melihat itu dalam kesehariannya. Sepertinya hobi membacanya yang membuat ia paham akan segala hal. Dan rasanya itu hl yang baik untuk dicontoh.
Sayang ia tak lagi berada di lingkaran yang sama denganku dan teman-temanku. Tapi semangatnya masih tetap dirasakan semuanya. Ia tak benar-benar berada jauh. Ia di sekitar.

And the REAL friends are...
Walau tak pernah benar-benar memahami, tapi tetap saling bersama membantu. Mungkin kita sudah menyelesaikan satu peperangan kecil, tapi itu bukan alasan untuk tidak lagi bergandeng tangan. Tetap menjadi satu. 12 pasang tangan.


No comments:

Post a Comment